Pernahkan Sobat Organis membayangkan sampah organik menjadi suatu cairan yang bermanfaat? Bahkan bisa digunakan sebagai karbol, sabun cair alami, penjernih udara alami, pembersih rumah tangga alami, hand sanitizer alami yang bahkan dipercaya tidak akan pernah kadaluarsa. Cairan tersebut bernama eco enzyme yang ditemukan oleh Dr. Rosukon Poompanvong.
Uniknya eco enzyme merupakan produk dari hasil fermentasi sampah organik. Eco enzyme menghasilkan cairan dan biasanya berwarna coklat gelap Selain itu juga memiliki bau khas fermentasi, contohnya seperti cuka atau asam segar. Selain itu jika diukur pH-nya maka mempunyai nilai di bawah 4, proses fermentasinya akan menghasilkan gas O3 (ozon). Maka akan menghasilkan cairan pembersih alami serta pupuk yang ramah lingkungan.
Tentunya dikarenakan bahan-bahan yang digunakan eco enzyme sederhana dan mudah diperoleh, menjadikan cairan eco enzyme menjadi sebuah produk yang mudah untuk diproduksi. Bahkan eco enzyme memiliki banyak fungsinya, juga mudah digunakan.
Proses pembuatan eco enzyme hanya membutuhkan air, gula atau molase sebagai sumber karbon, serta limbah organik sayur dan buah. Dan alat yang digunakan gunting, gelas ukur, pisau, pengaduk kayu, drum plastic, timbangan dan pH meter.
Hal penting, jangan lupa untuk menaruh wadah eco enzyme di tempat dingin, kering dan memiliki ventilasi yang baik. Sehingga perlu menghindari sinar matahari secara langsung dan tidak diperkenankan untuk di simpan dalam kulkas. Selalu pastikan untuk membuka tutup wadah setiap hari selama 1 bulan pertama setelah diaduk, lalu jangan lupa untuk ditutup kembali. Karena dalam 1 bulan pertama, akan ada proses fermentasi berupa gas.
Jika warna eco enzyme menjadi hitam, bisa tambahkan gula dalam jumlah yang sama. Hal ini agar dapat memulai proses fermentasi lagi. Dan apabila menemukan lalat dan cacing di dalam wadah, biarkan saja. Karena akan ada reaksi kimia enzim, yang akan melarutkannya secara alami.
Hasil panen eco enzyme bisa dikemas di botol kaca atau plastik bertutup rapat. Karena eco enzyme tidak kadaluarsa, maka tidak perlu untuk melakukan penyimpanan dalam kulkas. Disarankan menggunakan botol bekas, toples bekas, atau jerigen bekas agar terbiasa memanfaatkan barang daur ulang dan tidak menciptakan sampah yang baru.
YPBB melalui Divisi Pengelola Sumber Daya (PSD) kembali menggelar pelatihan Zero Waste Lifestyle dalam rangka peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pelatihan ini merupakan program
Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, American Corner Universitas Andalas mengundang Divisi Kampanye Zero Waste YPBB untuk menyelenggarakan Pelatihan Zero Waste Lifestyle di
Dokumentasi keseruan pendidikan lingkungan dan pelatihan pengelolaan sampah di acara CAPABLE (Capacity Building for Sustainable Living) (Sumber: Dokumentasi IBEKA) Sabtu, 13 Juli 2024, YPBB
Pada April – Mei 2023 lalu, masyarakat di Bandung mungkin sempat merasa resah karena sampah-sampah di rumahnya tak kunjung diangkut. Hal ini merupakan imbas dari kondisi
Pada Sabtu, 11 Februari 2023, Partai Hijau Indonesia (PHI) bekerjasama dengan YPBB menghelat pelatihan Zero Waste Lifestyle (ZWL). Acara tersebut yang dihadiri oleh 35 orang peserta
YPBB merupakan sebuah lembaga non profit yang aktif mempromosikan pola hidup organis, yaitu pola hidup yang selaras dengan alam dan hukum alam. Pola hidup ini diyakini akan