Sebulan terakhir beberapa negara Eropa tengah dilanda gelombang panas, suhu di Inggris mencapai 40,3 derajat Celcius menurut catatan Met Office (BMKG Inggris). Gelombang panas dalam penjelasan Met Office merupakan fenomena peningkatan suhu harian, biasanya diatas 35 derajat Celcius yang terjadi dalam jangka waktu relatif panjang serta kelembapan udara tinggi. Berdasarkan penjelasan di laman globalchange.org gelombang panas biasanya terjadi pada puncak musim panas di Eropa dan Amerika.
Mengutip dari Tempo (Inilah Penyebab Kemunculan Gelombang Panas di Eropa dan Sekitarnya, tempo.co, 24 Juli 2022) yang merujuk pada laman directenergy.com, gelombang panas dapat tercipta ketika udara bertekanan tinggi mendorong udara dengan suhu panas menuju ke permukaan bumi sehingga menimbulkan kegerahan yang dapat dirasakan oleh manusia di permukaan. Sayangnya, dalam fenomena gelombang panas, tekanan udara tersebut berlangsung secara terus-menerus hingga menciptakan kubah udara panas yang memerangkap panas di dekat tanah dan mencegah perputaran udara dengan suhu yang lebih dingin di bagian atas.
Melansir BBC News (Heatwave: Ferocious European Heat Heads North, bbc.com, 19 Juli 2022)
beberapa wilayah Spanyol, Perancis dan Portugal mengalami kebakaran yang menyebabkan beberapa orang tewas. Spanyol dan Portugal melaporkan lebih dari 1.000 orang meninggal dikaitkan dengan gelombang panas.
Menurut para ahli semakin meningkatnya suhu gelombang panas tersebut akibat dari semakin meningkatnya gas rumah kaca yang memerangkap sinar matahari yang dipantulkan dari bumi, lalu menyebabkan kenaikan suhu atmosfer atau biasa disebut sebagai efek rumah kaca. Jika efek rumah kaca ini tidak dikurangi maka perubahan iklim diseluruh dunia akan terjadi, yang saat ini sudah mulai kita rasakan.
Perubahan iklim di Eropa disorot pada awal bulan Juli karena gletser meleleh sehingga memicu longsoran salju yang menewaskan 11 orang. Menurut para ahli Ilmeteo Italia, celah-celah baru akan muncul di puncak Alphine dan es akan mencair bahkan di gunung tertinggi di Eropa Barat, Gunung Blanc (Mont Blanc).
Dunia telah memanas 1,1 derajat Celcius semenjak era industri dimulai, dan suhu akan terus meningkat kecuali pemerintah di seluruh dunia melakukan pengurangan emisi udara besar-besaran.
Menteri Lingkungan Jerman Steffi Lemke mengatakan krisis iklim berarti negara itu harus memikirkan kembali persiapannya untuk cuaca yang sangat panas, kekeringan, dan banjir. Gelombang panas menjadi lebih sering, lebih intens, dan bertahan lebih lama karena perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
Lalu apa dampak perubahan iklim di Indonesia?
Tentu perubahan iklim berdampak sangat buruk untuk Indonesia, khususnya di sektor keamanan pangan dan perikanan. Di trimester kedua tahun 2022 harga bahan pangan naik, salah satu yang cukup disorot ialah kenaikan harga cabe. Menurut Kepala Bidang Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan DKI Jakarta, Lya Imbasari kenaikan harga cabe dikarenakan berkurangnya pasokan yang masuk ke DKI Jakarta, antara lain disebabkan telah memasuki masa akhir musim panen serta pengaruh faktor cuaca yaitu tingginya intensitas hujan di wilayah sentra yang mana seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Mengutip ditjenppi.menlhk.go.id perubahan iklim juga mengubah arus laut dan menyebabkan pengasaman laut, sehingga menyebabkan menurunnya hasil tangkapan ikan.
Dari beberapa fenomena alam yang saat ini sedang kita alami, apakah kita akan menutup mata bahwa perubahan iklim terjadi semakin parah. Selain pemerintah yang harus menentukan kebijakan untuk menangani permasalahan iklim, kita sebagai warga biasa tentu memiliki kapasitas untuk ikut andil dalam menangani perubahan iklim dari diri sendiri. Langkah terkecil yang dapat kita ambil ialah memilah sampah dari rumah agar sampah organik dan anorganik tidak bercampur di TPA dan menghasilkan gas metana yang akan memperparah efek rumah kaca.
Referensi:
https://tekno.tempo.co/read/1614852/gelombang-panas-di-eropa-diprediksi-bertahan-sampai-pekan-depan
https://www.bbc.com/news/world-europe-62216159?piano-modal
https://www.dw.com/en/heat-wave-in-europe-which-countries-are-worst-hit/av-62541231
Udah pada tau belum sobat organis, Bandung Raya lagi-lagi mengalami darurat sampah. Terjadinya krisis tersebut membuat YPBB di tahun ini tidak melakukan acara apapun untuk memperingati
Tidak banyak yang tahu bahwa 26 November diperingati sebagai Hari Tanpa Belanja. Hari Tanpa Belanja bertujuan untuk memberikan kesadaran masyarakat agar mereka lebih peka terhadap apa
Studi dari penelitian terbaru mengungkap fakta mengejutkan mengenai gletser dunia di masa depan. Diperkirakan pada tahun 2100 mendatang, gletser dunia akan menghilang dari peradaban. Penyebab
Maggot atau yang dikenal dengan belatung, merupakan hewan yang sering dianggap menjijikan namun ternyata memiliki manfaat yang luar biasa. Tak disangka ternyata maggot dengan jenis Black
Air hujan yang biasanya dianggap berkah bagi sebagian besar masyarakat, ternyata kini telah teridentifikasi mengandung partikel mikroplastik. Tentu saja hal ini mengejutkan berbagai pihak,
Hari Raya Natal merupakan salah satu momentum perayaan keagamaan yang sakral di Indonesia. Sehingga euforia perayaan Natal dapat dirasakan semua lapisan masyarakat. Perayaan Natal memiliki
Tidak terbayang rasanya jika di perumahan kita tidak ada petugas sampah. Meski tampaknya hanya mengangkut sampah dari setiap bak sampah di rumah kita, ada fakta lain
Pelatihan Zero Waste Lifestyle atau biasanya disingkat dengan ZWL merupakan pelatihan wajib yang harus diikuti oleh staf internal YPBB secara khusus. Sebagai organisasi non-profit yang
Yuk kali ini kita bahas sampai tuntas mengenai aksi organis dalam bentuk sehari-hari. Sebelumnya, sudah pada tau belum yang dimaksud aksi organis? Bagi yang belum tahu,
Pernahkah Anda bayangkan sampah plastik yang berada di lautan berakhir dimana? Ternyata sampah plastik yang berada di lautan berkumpul pada satu titik, tepatnya di Samudra Pasifik.
Isu perubahan iklim yang berdampak pada penipisan lapisan ozon seringkali dianggap sebagai angin lalu ataupun berita bohong. Nyatanya, tepat pada hari ini 35 tahun yang lalu,
Sampah plastik saat ini tidak hanya ada di daratan saja. Saat ini sampah telah terlepas ke lautan maupun samudra. Sampah plastik tersebut mengambang dan bahkan berkumpul