Hari Raya Natal merupakan salah satu momentum perayaan keagamaan yang sakral di Indonesia. Sehingga euforia perayaan Natal dapat dirasakan semua lapisan masyarakat.
Perayaan Natal memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri pada setiap keluarga. Tentunya di setiap perayaan, akan hadirnya sampah yang tak terduga banyaknya. Lantas bagaimana cara agar merayakan Natal dengan minim sampah?
Berikut ini empat cara meminimalisir sampah, saat Natal.
1. Gunakan Pohon Natal Hidup
Daripada membeli pohon natal plastik, Anda bisa menggunakan pohon asli untuk natal. Seperti yang telah dilakukan oleh Yobel Novian Putra.
Yobel telah menggunakan konsep tersebut dari tahun 2020 lalu, berawal dari ide mamanya yang ingin menanam pohon untuk natal dan juga sekaligus agar rooftop rumah mereka memiliki perennial tree.
Menurut Yobel perawatannya sendiri tidak sulit, “Karena perennial jadi alam yang rawat most of the time. Asal pot dan tanah di awal udah ok, dia strong kok.”
Pohon sungguhan menjadi opsi yang lebih baik, meskipun pohon plastik dapat bertahan untuk beberapa tahun. Akan tetapi karena dibuat dari bahan metal dan plastik PVC yang beracun, jelas hal ini membutuhkan energi yang banyak untuk membuatnya. Bahkan dapat berbahaya bagi lingkungan jika nanti membuangnya.
Selain itu juga butuh waktu yang lama untuk terurai, bahkan bisa jadi tidak akan terurai.
2. Membuat List Daftar Belanja
Membuat list daftar belanja untuk keperluan Natal sangat penting dilakukan. Hal ini dilakukan agar kita lebih bijak dalam membeli sesuatu dan tidak terkesan panic buying.
Apalagi saat perayaan Nataru (Natal dan Tahun Baru) beberapa supermarket menghadirkan diskon yang membuat beberapa orang membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Hal ini tentunya berpotensi menjadi sampah baru.
3. Menyajikan Makanan dan Minuman Tanpa Kemasan
Perayaan Natal pada zaman dahulu, masyarakat lebih senang menyajikan minuman dengan gelas cangkir dan kotak makanan, untuk menghormati tamu yang akan hadir.
Namun pada era kini, masyarakat mulai mengganti kebiasaan tersebut dengan menyajikan air dan makanan dengan kemasan plastik. Karena dinilai praktis dan murah, hal ini tentunya berpotensi menjadi sampah.
Ada baiknya menggunakan gelas cangkir dan kotak makan, agar meminimalisir sampah. Memang menggunakan gelas cangkir dan kotak makan tidak praktis, namun tentunya hal ini dapat menyelamatkan bumi dari tumpukan sampah baru.
4. Membungkus Hadiah dengan Teknik Furoshiki
Teknik membungkus ala Jepang ini termasuk eco-friendly, karena kain yang digunakan bisa dipakai ulang. Serta tidak memerlukan selotip, pita, kertas dan lainnya.
Sehingga membungkus hadiah dengan teknik furoshiki, bisa meminimalisir sampah. Anda bahkan bisa menggunakan kain yang Anda punya di rumah.***
Udah pada tau belum sobat organis, Bandung Raya lagi-lagi mengalami darurat sampah. Terjadinya krisis tersebut membuat YPBB di tahun ini tidak melakukan acara apapun untuk memperingati
Tidak banyak yang tahu bahwa 26 November diperingati sebagai Hari Tanpa Belanja. Hari Tanpa Belanja bertujuan untuk memberikan kesadaran masyarakat agar mereka lebih peka terhadap apa
Studi dari penelitian terbaru mengungkap fakta mengejutkan mengenai gletser dunia di masa depan. Diperkirakan pada tahun 2100 mendatang, gletser dunia akan menghilang dari peradaban. Penyebab
Maggot atau yang dikenal dengan belatung, merupakan hewan yang sering dianggap menjijikan namun ternyata memiliki manfaat yang luar biasa. Tak disangka ternyata maggot dengan jenis Black
Air hujan yang biasanya dianggap berkah bagi sebagian besar masyarakat, ternyata kini telah teridentifikasi mengandung partikel mikroplastik. Tentu saja hal ini mengejutkan berbagai pihak,
Tidak terbayang rasanya jika di perumahan kita tidak ada petugas sampah. Meski tampaknya hanya mengangkut sampah dari setiap bak sampah di rumah kita, ada fakta lain
Pelatihan Zero Waste Lifestyle atau biasanya disingkat dengan ZWL merupakan pelatihan wajib yang harus diikuti oleh staf internal YPBB secara khusus. Sebagai organisasi non-profit yang
Yuk kali ini kita bahas sampai tuntas mengenai aksi organis dalam bentuk sehari-hari. Sebelumnya, sudah pada tau belum yang dimaksud aksi organis? Bagi yang belum tahu,
Pernahkah Anda bayangkan sampah plastik yang berada di lautan berakhir dimana? Ternyata sampah plastik yang berada di lautan berkumpul pada satu titik, tepatnya di Samudra Pasifik.
Isu perubahan iklim yang berdampak pada penipisan lapisan ozon seringkali dianggap sebagai angin lalu ataupun berita bohong. Nyatanya, tepat pada hari ini 35 tahun yang lalu,
Sampah plastik saat ini tidak hanya ada di daratan saja. Saat ini sampah telah terlepas ke lautan maupun samudra. Sampah plastik tersebut mengambang dan bahkan berkumpul
Indonesia negeri yang kaya akan budaya dan keanekaragaman hayatinya telah mengulang tanggal 17 Agustus untuk yang ke-77. Sekian lama merdeka dari penjajahan, nyatanya tidak membuat negeri