Bagi sebagian orang, membawa botol minum guna ulang atau yang dikenal dengan tumbler merupakan hal yang merepotkan. Selain menambah beban dalam tas, membawa tumbler juga memerlukan persiapan ketika ingin berpergian. Namun dibalik itu semua, penggunaan tumbler atau kemasan guna ulang memiliki berjuta keuntungan baik jangka pendek maupun panjang.
Mengatasi persoalan sampah adalah satu keuntungan yang mulai disadari. Penggunaan kemasan atau wadah guna ulang menjadi salah satu upaya untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai yang menjadi penyebab penumpukan sampah di berbagai tempat.
Hal tersebut dirasakan oleh pemilik akun Instagram @wiwikadzkiya dan @luciaeirene_mangumban, pemenang giveaway #PlasticFreeJuly YPBB. Wiwik dan Lucia telah mempraktikkan penggunaan wadah guna ulang dalam berbagai hal. Saat jajan di kaki lima, Wiwik membawa kotak makan dan tumbler sendiri untuk mewadahi makanan dan minuman yang dibelinya, seperti es dawet, pecel dan tahu bulat.
Tak jarang Wiwik mendapat komentar dan tatapan heran, baik dari penjual maupun pelanggan lainnya. Tetapi, Wiwik tetap konsisten untuk selalu berupaya mencegah sampah plastik yang saat ini masih mainstream menjadi kemasan andalan penjual berbagai makanan dan minuman.
Begitu pula Lucia. Ia juga telah terbiasa membawa kotak makan guna ulang untuk mewadahi bekal yang dibawanya ke kantor. Walaupun pada awalnya merasa repot, tetapi ia terus mencoba konsisten sehingga akhirnya menjadi kebiasaan.
Tidak jauh berbeda dengan Wiwik dan Lucia. Koko (@kokokr8) yang juga salah satu pemenang giveaway YPBB, juga telah membuktikan konsistensinya dalam menggunakan wadah guna ulang. Selain tumbler dan kotak makan, Koko juga telah menjadi pengguna tote bag dalam setiap kesempatan. Menurutnya, tote bag merupakan benda penting yang harus selalu ada di dalam tasnya. Pemakaian tote bag diakui telah menggantikan peran plastik keresek sekali pakai dalam aktivitas kesehariannya seperti belanja di supermarket dan membeli jajanan di kaki lima.
Foto wadah guna ulang yang telah biasa digunakan oleh Wiwik, Lucia dan Koko, pemenang giveaway #PlasticFreeJuly YPBB 2024
Kebiasaan Wiwik, Lucia, dan Koko patut ditiru, sebab wadah guna ulang mampu digunakan berulang kali dan mengurangi beban tumpukan sampah.
Tote bag, tumbler dan kotak makan adalah tiga contoh benda guna ulang yang sangat mudah diakses oleh masyarakat umum. Sebagai pengganti kantong keresek, tote bag menjadi alternatif kantong belanja yang populer, sebab mudah dilipat dan dibawa di dalam tas. Tumbler, sebagai wadah minum yang dapat digunakan berulang kali, mendukung pengurangan sampah plastik dengan menghindari penggunaan botol sekali pakai. Kotak makan, di sisi lain, memungkinkan masyarakat membawa bekal makanan sendiri, mengurangi ketergantungan pada kemasan sekali pakai dan makanan cepat saji yang sering kali menghasilkan sampah lebih banyak.
Ketiga benda tersebut tidak hanya praktis dan ekonomis, tetapi juga membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Penggunaan wadah guna ulang dalam keseharian merupakan langkah sederhana namun signifikan dalam mendukung gaya hidup berkelanjutan.
Tantangan dan Solusi Penggunaan Plastik Sekali Pakai di Indonesia
Setelah adanya lonjakan penggunaan plastik sekali pakai di pertengahan abad ke-20, pakai dan buang kemasan plastik sekali pakai telah menjadi kebiasaan masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, yang mengakar dan tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kepraktisan yang ditawarkan oleh plastik, menjadi alasan nomor “wahid” yang dipilih untuk mengemas berbagai macam barang. Hal ini menjadikan penggunaan wadah guna ulang menjadi perilaku yang aneh dan merepotkan.
Padahal, penggunaan kembali wadah bukanlah konsep baru. Sebelum lonjakan plastik terjadi, botol dan wadah yang dapat digunakan kembali sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat jaman dahulu. Sebagai contoh penggunaan rantang yang biasa dibawa oleh para petani untuk membawa bekal.
Selain penggunaan bahan stainless steel seperti rantang, kini juga sudah banyak tersedia wadah dengan bahan yang bisa digunakan berulang kali. Aksesnya pun mudah, sebab telah tersedia di toko-toko, baik di swalayan lokal maupun e-commerce.
Sampah plastik telah lama menjadi persoalan di Indonesia yang tak ada habisnya. Tak hanya menumpuk di TPA, sampah plastik juga menjadi salah satu pencemar di lingkungan, baik darat maupun di perairan. Jika saja kita mengamati lingkungan sekitar kita, masih bisa ditemukan sampah plastik berterbangan dan terabaikan, yang pada akhirnya mengganggu pemandangan dan keindahan alam.
Dari aspek biaya, penerapan konsep wadah guna ulang hanya membutuhkan hampir separuh biaya dari wadah sekali pakai. Riset sederhana YPBB mengenai total biaya yang dibutuhkan untuk mengonsumsi air mineral menggunakan wadah sekali pakai dan guna ulang menunjukkan bahwa penggunaan wadah guna ulang dapat menghemat biaya sampai 43% bila dibandingkan dengan pemakaian wadah sekali pakai.
Perbandingan biaya konsumsi AMDK dengan galon isi ulang.
Penghematan ini tentu hanya dirasakan oleh kita sebagai konsumen, namun memungkinkan juga penghematan biaya lainnya sepanjang rantai hidup kemasan tersebut. Berbagai dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial sepanjang rantai tersebut pun dapat ditekan.
Daur hidup kemasan sekali pakai dan kemasan dengan sistem guna ulang (Eunomia, 2023)
Upaya penerapan konsep dan sistem guna ulang membutuhkan lebih banyak lagi individu yang konsisten mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengurangan sampah tidak akan berdampak apabila hanya segelintir orang yang mau beralih pada kemasan guna ulang.
Perlu mencetak lebih banyak lagi individu seperti Koko, Wiwik dan Lucia yang telah memiliki kesadaran lingkungan untuk menggunakan tumbler, tote bag, dan wadah guna ulang lainnya dalam mengemas berbagai makanan dan minuman yang dikonsumsinya.
Kebijakan dan Penegakkan Hukum: Kunci Pengurangan Sampah Plastik di Indonesia
Hal penting lainnya agar tujuan pengurangan sampah yang dicapai dapat signifikan. Yaitu dengan adanya dukungan kebijakan, peraturan dan penegakkan hukum dari pemerintah. Tidak cukup hanya mengandalkan kesadaran individu 275,77 juta warga negara Indonesia. Perlu ada sistem yang mengatur dan memaksa seluruh pihak untuk tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai dalam sistem pengemasannya, baik makanan, minuman dan benda lainnya.
Sebagai contoh DKI Jakarta. Sebagai ibu kota negara, Jakarta telah melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai di pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan pasar rakyat melalui Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, dan Pasar Rakyat.
Peraturan tersebut mengharuskan pengelola usaha menyediakan kantong belanja ramah lingkungan atau mengenakan biaya untuk penggunaan kantong plastik. Jika terdapat pelanggaran, pengelola usaha akan dikenakan sanksi berupa teguran, denda, hingga pencabutan izin usaha. Upaya ini secara tidak langsung akan memaksa konsumen membawa kantong plastik guna ulang dan mengurangi sampah plastik sekali pakai.
Pemerintah Indonesia telah mengatur penghentian penggunaan beberapa jenis plastik sekali pakai pada akhir tahun 2029. Jenis plastik yang dilarang termasuk styrofoam untuk kemasan makanan, alat makan plastik sekali pakai, sedotan plastik, kantong belanja plastik, kemasan multilayer, dan kemasan berukuran kecil. Pemerintah juga menargetkan pengurangan sampah sebesar 30% pada tahun 2025.
Inisiatif dan kebijakan yang sudah berjalan perlu dipertahankan dan direplikasi oleh daerah-daerah lainnya. Sebab, permasalahan sampah bukan hanya permasalahan segelintir kelompok. Namun telah menjadi isu nasional dan bahkan global, sehingga membutuhkan aksi cepat di seluruh wilayah. Jika tidak dicegah sedini mungkin, sampah akan menjadi bom waktu yang bisa meledak kapanpun dan membawa permasalahan yang lebih pelik bagi Indonesia.
Sampah sisa makanan masih mendominasi komposisi timbulan sampah di Indonesia . Bahkan sering langganan ranking tinggi dalam wasting most food secara internasional. Sampah sisa makanan
Grafik komposisi sampah: https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/ (4 Februari 2024) Seperti yang dapat kita lihat pada grafik di atas, sisa makanan masih merajai komposisi sampah di Indonesia. Rumah
Halo Sobat Organis! Polusi udara menjadi salah satu masalah serius yang mengancam kesehatan manusia dan lingkungan kita. Menurut data terbaru, polusi udara merupakan salah satu faktor
Idul Adha merupakan salah satu momen penting yang kerap kali dirayakan oleh seluruh umat muslim di dunia. Sehingga euforia perayaan Idul Adha juga, tentunya juga dirasakan
Membawa botol minuman sendiri, atau yang kerap disebut tumbler saat ini menjadi sebuah tantangan. Walaupun saat ini beberapa orang memulai habit baru dengan membawa tumbler kemanapun
Udah pada tau belum sobat organis, Bandung Raya lagi-lagi mengalami darurat sampah. Terjadinya krisis tersebut membuat YPBB di tahun ini tidak melakukan acara apapun untuk memperingati
Tidak banyak yang tahu bahwa 26 November diperingati sebagai Hari Tanpa Belanja. Hari Tanpa Belanja bertujuan untuk memberikan kesadaran masyarakat agar mereka lebih peka terhadap apa
Studi dari penelitian terbaru mengungkap fakta mengejutkan mengenai gletser dunia di masa depan. Diperkirakan pada tahun 2100 mendatang, gletser dunia akan menghilang dari peradaban. Penyebab
Maggot atau yang dikenal dengan belatung, merupakan hewan yang sering dianggap menjijikan namun ternyata memiliki manfaat yang luar biasa. Tak disangka ternyata maggot dengan jenis Black
Air hujan yang biasanya dianggap berkah bagi sebagian besar masyarakat, ternyata kini telah teridentifikasi mengandung partikel mikroplastik. Tentu saja hal ini mengejutkan berbagai pihak,
Hari Raya Natal merupakan salah satu momentum perayaan keagamaan yang sakral di Indonesia. Sehingga euforia perayaan Natal dapat dirasakan semua lapisan masyarakat. Perayaan Natal memiliki