Belajar memperbaiki barang membutuhkan waktu dan dedikasi, tetapi itu bukan tidak mungkin. Alih-alih membeli yang baru, sebetulnya kamu dapat meningkatkan umur panjang perangkat atau barang tertentu dengan mengganti satu atau dua item yang dibutuhkan.
Gawai elektronik misalnya. Saat ini, gawai memang menjadi salah satu hal yang paling dibutuhkan oleh manusia. Rata-rata setiap orang setidaknya memiliki satu perangkat gawai, atau bahkan lebih. Tetapi, ini yang jarang disadari, barang elektronik termasuk gawai yang sudah rusak dan tidak lagi terpakai jumlahnya akan terus meningkat setiap tahun!
Masalahnya adalah banyak orang tidak tahu cara memperbaiki barang-barang mereka yang sudah rusak. Beberapa item memang lebih sulit untuk diperbaiki daripada yang lain seperti pipa atau komputer, dibandingkan kancing yang hilang pada blus.
Untuk situasi sulit seperti ini, mencari seorang profesional sebenarnya merupakan ide yang bagus. Misalnya, mendatangi tempat servis telepon seluler, tempat perbaikan komputer, tukang ledeng atau pembuat sepatu.
Seperti yang dilakukan Asri (@vadyani), warga Bandung, Jawa Barat. Asri memiliki ponsel pintar yang dibelinya sejak 2017 lalu. Namun, pada 2021 lalu, ponsel kesayangannya terjatuh sehingga LCD-nya pecah.
Asri sempat terpikir untuk membeli ponsel baru setelah handphone miliknya rusak. Dia sudah siap-siap membeli ponsel dengan bentuk dan teknologi terkini yang begitu menggiurkan. Namun, agak berat baginya melepas ponsel kesayangannya sebab kadung banyak kenangan selama menggenggam ponsel tersebut.
(Sumber foto : akun Instagram Asri @vadyani | Ponsel milik Asri yang dibeli sejak tahun 2017)
“Handphone yang ini banyak kenangannya. Waktu itu inginnya mempertahankan gitu. Sampai akhirnya, saya datangi tempat service centernya, terus diperbaiki LCD-nya dan ternyata bisa,” kata Asri.
Asri merenungkan terlebih dulu sebelum mengambil keputusan. Ternyata, ia butuh fitur kamera, pesan percakapan Whatsapp, media sosial, juga beberapa aplikasi seperti aplikasi perbankan dan kitab suci daring yang masih mumpuni dengan ponsel lamanya.
“Aku juga belum perlu ponsel berfitur canggih semisal aplikasi editing, kamera untuk fotografi atau videografi dengan kualitas HD, Ram/Rom besar untuk keperluan tugas kantor dan lainnya, karena aku tidak bekerja di lapangan yang demikian. Sehari-hari di rumah juga, jadi ponsel ini masih sangat cukup ternyata,” ungkapnya.
Tujuan memperbaiki seperti yang dilakukan Asri adalah mengembalikan perangkat ke fungsionalitas yang tepat. Pada dasarnya, kamu mengembalikan barang atau alat yang rusak agar kembali ke kondisi kerja semula.
Ada banyak jenis pekerjaan perbaikan yang diperlukan dan tergantung pada jenis barang. Peralatan elektronik, pipa ledeng dan kendaraan cenderung lebih sulit diperbaiki. Bahkan, bekerja dengan kabel listrik bisa berbahaya sehingga hal yang terbaik dilakukan adalah menyerahkan ini kepada seorang profesional.
Memperbaiki barang-barang akan membantu menjaga mereka lebih lama, memperpanjang hidup mereka. Ini akan membantu agar barang tidak segera dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Melakukan perbaikan juga dapat menghemat uang, karena beberapa barang baru relatif mahal untuk diganti. Sama seperti yang Asri lakukan, ketika dia tahu cara memperbaiki LCD ponsel pintarnya, itu akan menghemat banyak uang dibandingkan dengan membeli ponsel yang sama sekali baru.
Selain Asri, Afra Rizki (@fralyazhier), warga Bandar Lampung, juga punya cerita yang menarik saat memperbaiki barang elektronik. Ia punya setrika di rumah, kabelnya rusak walaupun sebetulnya fungsi pemanas dalam setrika miliknya masih bisa digunakan.
Afra memilih untuk memperbaiki sendiri ketimbang pergi ke tempat servis. Meski ia akui takut kesetrum saat memperbaiki sendiri.
“Barang elektronik yang dipakai, lalu rusak itu wajar tapi jangan buru-buru ganti baru. Cukup ganti kabelnya saja. Selain lebih hemat, juga bisa menjaga bumi kita dari sampah elektronik yang semakin hari semakin banyak jumlahnya,” ujar Afra.
Afra belajar sendiri memperbaiki setrika yang rusak. Kini ia tidak takut tersengat listrik. Karena ada cara yang aman memperbaiki setrikaan yang rusak.
“Setelah diperbaiki akhirnya setrikaan ini bisa dipakai lagi dengan aman, tidak perlu takut kesetrum,” ucapnya.
Afra pun mengajak orang lain meniru caranya agar sama-sama mengurangi sampah elektronik. “Kalau ada barang elektronik yang rusak jangan buru-buru dibuang dan ganti baru, sebaiknya kita reparasi dahulu,” pesannya.
(Sumber foto : Akun Instagram Afra Rizki @fralyazhier | Setrika milik Afra Rizki)
Beberapa merek perangkat elektronik memang hanya dimaksudkan untuk bertahan dalam waktu singkat mengingat penggunaan rutin dan akhirnya rusak. Tetapi, selain memelihara barang elektronik dengan membersihkan secara teratur agar tahan lama, kamu juga dapat mempelajari cara memperbaiki masalah perangkat elektronik atau membawanya ke tukang reparasi barang elektronik.
Artinya, sebelum memutuskan membeli yang baru, sebisa mungkin memperbaiki terlebih dahulu. Apalagi sekarang banyak situs atau video tutorial di Youtube yang bisa mengajarkan cara memperbaiki perangkat elektronik.
Sekadar diketahui, sepanjang 2021, jumlah timbulan limbah elektronik atau e-waste di Indonesia mencapai 2 juta ton. Salah satu solusi pemerintah dalam mengurangi sampah elektronik ini, misalnya diatur melalui pengesahan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Kebijakan tentang pengelolaan e-waste juga dimandatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik yang fokus kepada tahapan penanganan menyeluruh, mulai dari proses pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, sampai pengolahan akhir sampah spesifik.
Pada 8 Juni 2020 lalu, pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik. Menurut ketentuannya, sampah elektronik merupakan sampah spesifik yang mengandung B3, sehingga berbahaya bagi manusia dan lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik dan benar.
Besarnya timbulan sampah elektronik yang dihasilkan memerlukan upaya-upaya pengurangan dan penanganan sampah elektronik secara terintegrasi yang melibatkan seluruh pihak atau stakeholder terkait.
Pengurangan sampah elektronik dilaksanakan dengan beberapa langkah. Pertama, pembatasan timbulan sampah spesifik salah satunya dengan sejak awal peralatan elektronik didesain agar cukup tahan lama. Kedua, peralatan juga perlu didesain agar bisa diperbaiki dan mudah didapatkan juga onderdilnya.
Perlu diketahui, salah satu upaya pembatasan timbulan sampah elektronik adalah dengan mengatur “Hak untuk memperbaiki” dengan tujuan menekan volume timbulan sampah oleh konsumen. Meningkatnya kemampuan konsumen memperbaiki produk elektronik dapat meminimalisir pembelian produk elektronik yang baru.
Dengan beberapa langkah tersebut, konsumen tidak menghasilkan produk elektronik bekas pakai, yang apabila tidak dimanfaatkan berubah menjadi timbulan sampah elektronik.
Sedangkan penanganan sampah elektronik dilaksanakan dengan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pendaur ulangan, dan pemrosesan akhir sampah.
Grafik komposisi sampah: https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/ (4 Februari 2024) Seperti yang dapat kita lihat pada grafik di atas, sisa makanan masih merajai komposisi sampah di Indonesia. Rumah
Kamis, 25 Januari 2024 Situasi krisis sampah yang terjadi pasca kebakaran Tempat Pembuangan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Sarimukti pada bulan Agustus 2023, menjadi momentum
English Club merupakan kapital sumber daya internal berharga yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris staf di YPBB. Dipimpin oleh Uwaisy Salsabil, seorang tutor bahasa
Tanggal 5 Juni 2023 merupakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Hari tersebut ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Penetapan tersebut agar dapat meningkatkan kesadaran dan
Membawa botol minuman sendiri, atau yang kerap disebut tumbler saat ini menjadi sebuah tantangan. Walaupun saat ini beberapa orang memulai habit baru dengan membawa tumbler kemanapun
Udah pada tau belum sobat organis, Bandung Raya lagi-lagi mengalami darurat sampah. Terjadinya krisis tersebut membuat YPBB di tahun ini tidak melakukan acara apapun untuk memperingati
(Dokumentasi : Kegiatan Waste Analysis and Characterization Study (WACS) dan Brand Audit (BA). Kegiatan berada di kawasan berpengelola Kota Cimahi 2022 bersama staf dan relawan YPBB)
Tidak banyak yang tahu bahwa 26 November diperingati sebagai Hari Tanpa Belanja. Hari Tanpa Belanja bertujuan untuk memberikan kesadaran masyarakat agar mereka lebih peka terhadap apa
Setiap tahun pada tanggal 22 Desember menjadi sebuah momentum peringatan hari Ibu, yang mengingatkan kita semua agar dapat menghargai dan menghormati Ibu. Walaupun sebenarnya hari Ibu
Pemanasan global merupakan isu yang muncul sejak beberapa dekade terakhir. Bumi menghangat dan kini kenaikan suhunya diperkirakan mencapai lebih dari 1.5⁰C jika tak ada upaya yang
Tidak terbayang rasanya jika di perumahan kita tidak ada petugas sampah. Meski tampaknya hanya mengangkut sampah dari setiap bak sampah di rumah kita, ada fakta lain
Indonesia negeri yang kaya akan budaya dan keanekaragaman hayatinya telah mengulang tanggal 17 Agustus untuk yang ke-77. Sekian lama merdeka dari penjajahan, nyatanya tidak membuat negeri