Tahukah sobat organis, setiap harinya dalam satu rumah tangga di Kota Bandung diperkirakan rata-rata menghasilkan sekitar 14-16 lembar sampah kemasan dari berbagai produk. Dengan menggunakan asumsi 500 ribu rumah tangga dan setiap rumah tangga terdiri dari empat orang. Maka dijumlah per harinya ada sekitar lebih dari 9,3 juta lembar sampah residu dengan ukuran yang bervariasi yang dihasilkan di Kota Bandung. Maka dalam satu tahun, berat sampah kemasan tersebut diperkirakan bisa mencapai 16-24 ton per tahun. Dan itu belum termasuk perkiraan sampah pada hari-hari besar.
Sampah-sampah ini bisa menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu akan memberikan dampak negatif yang tak terduga. Contohnya seperti kejadian TPA Leuwigajah yang meledak, hingga menewaskan 157 orang dan longsoran sampah menimpa dua desa di Cimahi yakni Cilimus dan Pojok. Hal tersebut tentunya menyadarkan kita bahwa pentingnya sistem pengelolaan sampah yang tepat dengan cara pemilahan yang sesuai kategori. Bahkan kita juga perlu juga alternatif solusi lainnya untuk mencegah terjadinya penumpukan sampah, khususnya sampah kemasan sekali pakai.
Sistem isi ulang dapat menjadi alternatif distribusi produk yang bisa dikembangkan. Sehingga sistem ini bisa dianggap tidak hanya sekedar mengurangi dampak negatif dari sampah kemasan yang muncul akibat keberlangsungan sistem distribusi linear. Namun juga dapat menghemat ekstraksi sumber daya alam dan energi yang digunakan untuk kebutuhan produksi kemasan. Selain itu juga meminimalisir penggunaan kemasan sekali pakai dapat mengurangi kontribusi akan penumpukan sampah dari setiap rantai produksinya. Ingat selalu yang dibutuhkan sebenarnya adalah isinya bukan kemasannya.
Saat ini kesadaran masyarakat akan hadirnya permasalahan sampah plastik juga terus meningkat. Sistem isi ulang juga mencoba menekan dampak negatif dari kemasan sekali pakai dengan menggunakan kembali kemasan yang telah digunakan sebelumnya. Sistem isi ulang menawarkan penggunaan skema sirkular, yaitu kemasan digunakan berulang-ulang, sehingga tidak ada sampah kemasan yang dihasilkan.
Di Indonesia sendiri, sampai saat ini baru ada sekitar 58 toko model alternatif. YPBB juga membuat toko sistem isi ulang yang serupa di Kota Bandung, bahkan bisa dianggap pioner di kota kembang tersebut. Toko Organis menyediakan berbagai kebutuhan, mulai dari penunjang gaya hidup minim sampah (zero-waste lifestyle), kebutuhan rumah tangga dan lainnya.
Pada tanggal 31 Oktober – 12 November 2021 lalu, para pemimpin dunia menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tentang perubahan iklim dalam Conference Of Parties (COP) tahunan.
Pengumpul sampah merupakan salah satu pekerja paling penting dalam sistem pengelolaan sampah kita. Di tengah tingginya volume sampah, bahaya bahan-bahan kimia yang bercampur dalam timbulan
Tulisan ini merupakan bagian dari serial kampanye Alternative Delivery System (ADS) yang digalang secara kolaboratif oleh YPBB dan Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI). Perubahan perilaku
Krisis sampah kemasan masih menjadi masalah utama dalam pengelolaan lingkungan hidup kita. Sebagian besar sampah kemasan diproduksi dengan material tak terurai dan berlapis-lapis, sehingga tak
Tulisan ini merupakan bagian dari serial kampanye Alternative Delivery System (ADS) yang digalang secara kolaboratif oleh YPBB dan Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI). Krisis lingkungan