Bandung, kota yang terkenal dengan julukan “Kota Kembang” dan keindahan alamnya, kini menghadapi bencana darurat sampah. Keindahan alam Bandung, seperti pegunungan, sungai, danau dan kota yang indah terancam oleh tumpukan sampah yang semakin membesar. Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang Bandung darurat sampah akibat terbakarnya TPA Sarimukti.
Mengapa Bandung Darurat Sampah?
Mengutip artikel kami di Ulang Tahun ke 30 YPBB dalam Suasana Prihatin Darurat Sampah di Wilayah Bandung Raya, daya tampung TPA Sarimukti memang sudah overcapacity. Akarnya ada dari persoalan sistem tata kelola persampahan secara menyeluruh. Baik dari aspek operasional dan dari kebijakan nasional. Sekaligus, pengelolaan sampah ini harus bergerak dari dua arah: masyarakat dan pemerintah, tidak bisa sepihak.
Direktur YPBB, David Sutasurya berkomentar bahwa, ”Tidak siapnya aspek tata kelola ini menyebabkan Kota Bandung, Kota Cimahi dan pemerintah daerah gagal menjalankan pemilahan dan pengolahan sampah organik secara maksimal. Saat ini, peraturan-peraturan teknis mengenai pengelolaan sampah dan pelaksanaan undang-undang pemerintah belum memberikan arahan yang spesifik, serta tidak menciptakan kondisi yang mendukung agar pemerintah daerah berani menegakkan hukum dan meningkatkan alokasi anggaran yang diperlukan.”
David yang juga menjabat sebagai Koordinator Bandung Juara Bebas Sampah (BJBS) mengatakan jika TPA Sarimukti tutup, yang terdampak paling besar adalah Kota Bandung. Karena ternyata pada kenyataannya Kota Bandung yang paling banyak melebihi jatah. Pengelolaan dan pengurangan sampahnya baru 39 ton oleh pemerintah. Padahal total sampah organik seluruhnya ada sekitar 900 ton.
Kebakaran TPA Sarimukti menjadi lampu merah
Sejak tanggal 19 Agustus 2023 sampai waktu artikel ini ditulis ada sebuah musibah yang melanda TPA Bandung raya yakni TPA Sarimukti yang ada di Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kebakaran yang melanda TPA Sarimukti tersebut, menjadi lampu merah sistem pengelolaan sampah, terutama di Bandung Raya.
Menurut Meiki W. Paendong, Direktur Eksekutif WALHI Jawa Barat, praktik open dumping adalah salah satu penyebab TPA Sarimukti ini. “Open dumping merujuk pada praktik pembuangan sampah atau limbah secara sembarangan dan tidak teratur di tempat-tempat yang tidak sesuai. Praktik ini memiliki dampak buruk yang signifikan terhadap lingkungan, kesehatan manusia, serta keberlanjutan ekosistem”.
Kabarnya api penyebab kebakaran adalah karena puntung rokok. Namun api bisa sampai sebesar sekarang, dan sulit dipadamkan karena gas metana. Dari mana asalnya gas tersebut? Dari sampah sisa makanan yang mayoritasnya berasal dari rumah tangga. Mengambil data KLHK 2022 sampah organik mendominasi TPA sebanyak 40,65% dan sebanyak 38,37% sampah tersebut berasal dari rumah tangga kita masing-masing.
Dampak kebakaran tersebut dapat dirasakan langsung oleh warga di sekitar Sarimukti, karena polusi udara yang dihasilkan. Namun lebih meluas lagi adalah wargi Bandung Raya yang akan dan sudah kesulitan untuk membuang sampah. Selain karena TPA Sarimukti masih tertutup sebagian banyak juga TPS yang mulai penuh. Ini menyebabkan munculnya timbulan-timbulan sampah yang menyebabkan aroma tidak sedap dan mencemari nama Kota Kembang.
Lampu merah ini harus benar-benar menjadi perhatian bersama dari semua pihak karena dibalik masalah kebakaran sampah ini krisis sebenarnya justru akan terjadi pada tahun 2024. Sama layaknya ember, pasti daya tampung suatu wadah terbatas dan kecepatan penuhnya tergantung air yang mengisinya. Begitupun TPA Sarimukti dan TPA-TPA lainnya di seluruh wilayah baik yang masih beroperasi, atau yang akan direncanakan. Jika sumbernya terlalu banyak dan cepat pasti akan penuh lebih cepat juga
Mari Sobat Organis! Kita bantu hijaukan lampu merah ini dengan usaha kita masing-masing. Daripada menunggu pihak lainnya yang tidak pasti, ayo kita bergerak dengan mengelola sampah rumah tangga kita masing-masing. Karena pengelolaan sampah, khususnya organik mudah untuk dilakukan seperti menggunakan takakura, biopori dan bata terawang.