Udah pada tau belum sobat organis, Bandung Raya lagi-lagi mengalami darurat sampah. Terjadinya krisis tersebut membuat YPBB di tahun ini tidak melakukan acara apapun untuk memperingati 30 tahun YPBB dan memilih fokus bekerja dengan berbagai pihak mencapai target pengurangan sampah organik ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Sehingga sebagian besar sumber daya kami difokuskan untuk bekerjasama dengan pemerintah untuk mengatasi krisis ini, dan disaat yang sama membangun sistem pengelolaan sampah yang lebih baik agar krisis ini tidak pernah terjadi lagi di masa depan.
Menurut catatan tim kami, kiriman sampah dari Kota Bandung ke Sarimukti selama tiga bulan di awal tahun 2023 ini, dengan rincian Januari 1,131 ton, Februari 1,224 ton dan Maret 1,059 ton. Sementara itu di Kota Cimahi, pada Januari 155.67 ton, Februari 159.25 ton, dan Maret 163.71 ton. Pada wilayah Kabupaten Bandung Barat pada Januari 137.25 ton, Februari 138.83 ton dan Maret 172.91 ton.
Akibat membludaknya kiriman sampah itu, daya tampung TPA Sarimukti menjadi over capacity. Saat ini, TPA Sarimukti yang memiliki luas 43,6 hektare sudah terisi dengan total volume sampah 15.434.994 meter kubik. Sementara menurut rancang bangun rinci atau Detail Engineering Design (DED), desain kapasitas awal hanya untuk 1.962.637 m3.
Tentunya jumlah sampah yang dihasilkan di Bandung Raya terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan aktivitas ekonomi. Selain itu juga minimnya aktivitas pengolahan sampah yang dilakukan di sumber. Hal ini menuntut peningkatan kapasitas TPA Sarimukti agar dapat mengatasi volume sampah yang semakin besar.
Mengapa Bisa Wilayah Bandung Raya Lagi-lagi Mengalami Krisis Pengelolaan Sampah?
TPA Sarimukti sudah melakukan persiapan perluasan lahan, namun hal tersebut tidak akan mampu menyelesaikan krisis sampah yang berakar pada persoalan sistem tata kelola persampahan secara menyeluruh. Beberapa isu yang berhasil diidentifikasi dari krisis pengelolaan sampah TPA Sarimukti antara lain sebagai berikut:
Sampai saat ini ada banyak program penanggulangan sampah yang mengklaim ramah lingkungan, misalnya dengan teknologi insinerator. Namun klaim ini terbantahkan karena metode pembakaran tetap menimbulkan polusi berbahaya. Strategi lain dalam memitigasi krisis pengelolaan sampah ini adalah mengoptimalkan gerakan pilah sampah dan olah sampah organik di sumber.
Berdasarkan komposisi sampah yang dikaji oleh Prof. Enri Damanhuri di Kota Bandung pada 2017, sampah organik (sisa makanan dan daun) memiliki persentase sebesar 44,51% dan komposisi sampah organik merupakan jenis sampah yang paling banyak. Sedangkan bahan-bahan organik tersebut berpotensi untuk dimanfaatkan kembali menjadi kompos, pakan ternak alternatif dan lainnya.
Implementasi yang dilakukan adalah penerapan Kawasan Bebas Sampah (KBS), beberapa kelurahan diantaranya telah menjadi percontohan, yang berada di Kelurahan Sukamiskin, Sukaluyu, Gempolsari, Cihaurgeulis, Mengger, Neglasari, Babakan Sari dan Kebon Pisang. KBS Neglasari, merupakan salah satu KBS yang memiliki praktik baik dalam pengolahan organik di kawasan, dengan menghubungkan inisiatif pemerintah kelurahan, kelompok masyarakat, hingga teknis dan operasional pengolahan organik.
Untuk itu, perlunya memasifkan gerakan pisahkan sampah dan olah sampah organik dalam pengelolaan sampah, karena jika kita dapat mengoptimalkan pemilahan, pengolahan dan pemanfaatan dari bahan organik tersebut sedekat mungkin dengan sumber, maka kita berpotensi mengurangi 44,51% timbulan sampah perkotaan dan mengurangi ketergantungan kita terhadap TPA.
Bandung Raya mengalami darurat sampah dapat menjadi bukti bahwa isu pengumpulan sampah harus diatur oleh pemerintah, bukan diserahkan kepada masyarakat. Maka, perlu adanya penyelesaian masalah di level kebijakan nasional. Ini teridentifikasi karena ada masalah di dalam kebijakan nasional yaitu :
Lantas Apa yang Perlu Dilakukan, Agar Bandung Tidak Kembali Darurat Sampah?
Walaupun saat ini pengangkutan sampah sudah mulai kembali normal, namun jangan sampai kita terlena karena KRISIS SAMPAH METRO BANDUNG BELUM SELESAI. Adapun yang terjadi adalah:
Karena sebenarnya, lebih dari 60% sampah kota adalah sampah organik yang dapat diolah oleh siapapun dengan teknologi yang tepat guna dan tidak mahal. Karena itu saat ini kami sedang bekerja keras mendorong :
Tentunya pemerintah juga membutuhkan dukungan penuh seluruh elemen masyarakat. Lantas bagaimana cara kita turut serta mendukung:
Melihat kondisi pengelolaan sampah di Kawasan Regional Metropolitan Bandung Raya yang semakin mengkhawatirkan. Menjadi penting akan keterlibatan pemerintah provinsi dalam menangani krisis pengelolaan sampah saat ini. Sementara YPBB akan terus merekomendasikan dan membantu pemerintah untuk segera mengembangkan model dengan tata kelola ZWC yang holistik. Membangun kelembagaan dan sistem pembiayaan berkelanjutan untuk sistem pengumpulan terpilah dari sumber mesti menjadi prioritas.
Mulai dari penguatan regulasi dan kelembagaan dari tingkat kota hingga tingkat kelurahan, pengalihan dan pengorganisasian pembayaran petugas pengumpul sampah oleh pemerintah, pemberian wewenang dan tanggung jawab kelurahan atas pengumpulan terpilah, serta penerapan aturan pemilahan kawasan–termasuk mekanisme pengawasan dan sanksi. Hal ini memerlukan perhatian serius dari seluruh pihak, tidak saja Pemerintah Provinsi dan Kota-Kabupaten, tetapi juga seluruh pihak yang terlibat menghasilkan sampah.
Sehingga sekali kita semua HARUS BERGERAK CEPAT, karena saat ini kita berkejaran dengan waktu untuk mengurangi sampah ke TPA dengan cara mengolah dan memanfaatkan sampah organik. Semakin terlambat kita mengurangi, TPA Sarimukti akan semakin cepat penuh. Maka dari itu saat ini tim YPBB beserta anggota Bandung Juara Bebas Sampah (BJBS) lainnya sedang bekerja keras mendorong pemerintah provinsi dan kabupaten/kota menerapkan kebijakan pengurangan sampah yang dikirim ke TPA dengan cara yang berwawasan lingkungan.
Sampah sisa makanan masih mendominasi komposisi timbulan sampah di Indonesia . Bahkan sering langganan ranking tinggi dalam wasting most food secara internasional. Sampah sisa makanan
Grafik komposisi sampah: https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/ (4 Februari 2024) Seperti yang dapat kita lihat pada grafik di atas, sisa makanan masih merajai komposisi sampah di Indonesia. Rumah
Halo Sobat Organis! Polusi udara menjadi salah satu masalah serius yang mengancam kesehatan manusia dan lingkungan kita. Menurut data terbaru, polusi udara merupakan salah satu faktor
English Club merupakan kapital sumber daya internal berharga yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris staf di YPBB. Dipimpin oleh Uwaisy Salsabil, seorang tutor bahasa
Tanggal 5 Juni 2023 merupakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Hari tersebut ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Penetapan tersebut agar dapat meningkatkan kesadaran dan
Idul Adha merupakan salah satu momen penting yang kerap kali dirayakan oleh seluruh umat muslim di dunia. Sehingga euforia perayaan Idul Adha juga, tentunya juga dirasakan
Membawa botol minuman sendiri, atau yang kerap disebut tumbler saat ini menjadi sebuah tantangan. Walaupun saat ini beberapa orang memulai habit baru dengan membawa tumbler kemanapun
(Dokumentasi : Kegiatan Waste Analysis and Characterization Study (WACS) dan Brand Audit (BA). Kegiatan berada di kawasan berpengelola Kota Cimahi 2022 bersama staf dan relawan YPBB)
Tidak banyak yang tahu bahwa 26 November diperingati sebagai Hari Tanpa Belanja. Hari Tanpa Belanja bertujuan untuk memberikan kesadaran masyarakat agar mereka lebih peka terhadap apa
Studi dari penelitian terbaru mengungkap fakta mengejutkan mengenai gletser dunia di masa depan. Diperkirakan pada tahun 2100 mendatang, gletser dunia akan menghilang dari peradaban. Penyebab
Maggot atau yang dikenal dengan belatung, merupakan hewan yang sering dianggap menjijikan namun ternyata memiliki manfaat yang luar biasa. Tak disangka ternyata maggot dengan jenis Black
Air hujan yang biasanya dianggap berkah bagi sebagian besar masyarakat, ternyata kini telah teridentifikasi mengandung partikel mikroplastik. Tentu saja hal ini mengejutkan berbagai pihak,